Dunia Kerja

5 Tips Ampuh Agar Lamaranmu Dilirik oleh HRD

admin

Melamar pekerjaan bisa terasa seperti perjuangan berat—apalagi jika kamu sudah mengirim banyak CV, tapi belum juga mendapat panggilan interview. Padahal, kamu merasa sudah memenuhi syarat dan punya pengalaman yang relevan.

Tenang, kamu nggak sendiri. Di dunia rekrutmen, lamaran yang masuk ke HRD bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan hanya untuk satu posisi. Itulah kenapa kamu butuh strategi khusus agar lamaranmu menonjol dan langsung menarik perhatian HRD.

Nah, berikut ini adalah 5 tips ampuh yang bisa kamu terapkan agar lamaranmu tidak tenggelam di tumpukan berkas dan langsung dilirik oleh perekrut. Siapkan catatan, ya!


📝 1. Buat CV yang Jelas, Singkat, dan Menjual

CV adalah pintu pertama yang dilihat HRD—kalau diibaratkan, ini adalah brosur singkat tentang “produk” bernama kamu. Sayangnya, banyak pelamar membuat CV yang terlalu panjang, berantakan, atau isinya tidak relevan.

Tips:

  • Pakai desain yang bersih dan profesional. Gunakan format PDF, hindari terlalu banyak warna atau font yang mencolok.

  • Highlight pencapaian, bukan sekadar tugas. Misalnya, tulis “meningkatkan penjualan sebesar 30% dalam 6 bulan,” bukan “bertanggung jawab atas penjualan.”

  • Pakai urutan kronologis terbalik. Pengalaman terbaru di atas, agar HRD langsung tahu kemampuan terkini kamu.

  • Sertakan skill yang relevan dengan posisi yang dilamar, lengkap dengan tools/software yang kamu kuasai.

💡 Bonus: Gunakan template CV modern yang ATS-friendly agar mudah dibaca oleh sistem pelacakan lamaran (Applicant Tracking System).


💌 2. Buat Surat Lamaran yang Personal dan Tertarget

Surat lamaran (cover letter) sering dianggap sepele, padahal ini adalah kesempatanmu untuk berbicara langsung kepada HRD secara personal. Hindari membuat surat lamaran yang copy-paste dan terlalu umum.

Tips:

  • Sebut nama perusahaan dan posisi yang dilamar. Tunjukkan bahwa kamu melamar secara spesifik.

  • Tulis alasan kenapa kamu tertarik dengan perusahaan tersebut. Bisa dari budaya kerja, misi perusahaan, atau proyek yang sedang berjalan.

  • Jelaskan kenapa kamu cocok. Singgung pengalaman atau skill yang relevan dalam 1–2 paragraf.

  • Akhiri dengan ajakan positif, seperti “Saya menantikan kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut…”

🎯 HRD suka pelamar yang benar-benar niat, bukan yang “asal kirim semua lowongan.”


🧩 3. Sesuaikan CV dan Lamaran dengan Deskripsi Pekerjaan

Salah satu kesalahan terbesar pelamar adalah mengirim satu jenis CV dan surat lamaran ke semua posisi. Padahal, setiap lowongan punya kriteria dan kebutuhan yang berbeda.

Tips:

  • Baca deskripsi pekerjaan dengan cermat. Catat kata kunci penting, seperti skill teknis, tools, atau soft skill yang dicari.

  • Cocokkan isi CV kamu dengan kata kunci tersebut. Misalnya, kalau mereka butuh seseorang yang “menguasai Excel dan analisis data”, pastikan kamu menuliskannya secara jelas.

  • Gunakan bahasa yang mirip dengan deskripsi lowongan. Ini membantu jika perusahaan menggunakan sistem ATS.

🧠 Ingat: HRD hanya butuh 5–10 detik untuk memutuskan apakah sebuah lamaran layak dibaca lebih lanjut.


🧠 4. Bangun Personal Branding Digital (Terutama LinkedIn!)

Di era digital, HRD nggak cuma melihat CV kamu. Mereka juga akan mengecek jejak digital, terutama di LinkedIn. Jika kamu punya profil yang kuat dan aktif, peluangmu untuk dipanggil interview akan jauh lebih besar.

Tips:

  • Lengkapi profil LinkedIn-mu. Pastikan ada foto profesional, headline yang menarik, dan deskripsi pengalaman yang jelas.

  • Buat konten seputar bidangmu. Bisa berbagi insight, pengalaman kerja, atau tips karier.

  • Aktif komentar atau terlibat di diskusi. Semakin aktif kamu, semakin mudah ditemukan oleh HRD atau headhunter.

  • Cantumkan link LinkedIn di CV. Kalau kamu punya portofolio online atau blog profesional, cantumkan juga.

🌟 Kandidat dengan personal branding yang baik akan terlihat lebih profesional, percaya diri, dan kompeten.


🤝 5. Tunjukkan Antusiasme dan Follow Up dengan Sopan

HRD senang dengan kandidat yang menunjukkan antusiasme dan inisiatif. Tapi hati-hati, jangan terlalu agresif atau terkesan memaksa.

Tips:

  • Setelah melamar, tunggu 5–7 hari, lalu kirim email follow-up singkat.

  • Tanyakan dengan sopan apakah lamaranmu sudah diterima dan apakah ada informasi tambahan yang bisa kamu berikan.

  • Gunakan bahasa profesional dan positif.

Contoh follow-up:

“Halo, Bapak/Ibu HRD [nama perusahaan], saya [nama], telah mengirim lamaran untuk posisi [posisi] pada [tanggal]. Saya sangat tertarik dengan kesempatan ini dan siap memberikan kontribusi terbaik. Mohon konfirmasi apakah lamaran saya sudah diterima. Terima kasih sebelumnya atas waktunya.”

✅ Follow-up yang tepat bisa membuatmu lebih diingat oleh HRD.


🔚 Kesimpulan: Kirim Lamaran dengan Strategi, Bukan Sekadar Coba-Coba

Mencari kerja itu bukan cuma soal keberuntungan—tapi soal strategi dan persiapan yang matang. Dengan menerapkan kelima tips di atas, kamu bisa meningkatkan peluangmu untuk dilirik oleh HRD dan masuk ke tahap interview.

Ingat, HRD tidak mencari yang “sempurna”, tapi yang relevan, jujur, dan terlihat niat. Pastikan kamu memberikan kesan itu lewat lamaranmu.

Jadi, yuk mulai ubah cara kamu melamar kerja. Optimalkan CV, surat lamaran, dan personal branding-mu mulai sekarang. Siapa tahu, HRD perusahaan impianmu sedang menunggu lamaran dari seseorang sepertimu. 😉


Kalau kamu butuh bantuan bikin CV yang standout, template cover letter, atau review profil LinkedIn kamu, bilang aja ya—aku siap bantuin! Mau dilanjut ke mana nih?

Baca Juga

Tinggalkan komentar